Kemarin rasanya berjalan dengan masa lalu…
Updates from April, 2012 Toggle Comment Threads | Pintasan Keyboard
-
d3lue
-
d3lue
Karena Sulit adalah Nikmat
satu waktu, sudah lama sekali
seseorang berkata dengan wajah sendu
“alangkah beratnya…alangkah banyak rintangan…
alangkah berbilang sandungan…alangkah rumitnya”aku bertanya, “lalu?”
dia menatapku dalam-dalam, lalu menunduk
“apakah sebaiknya kuhentikan saja ikhtiar ini?”“hanya karena itu kau menyerah kawan?”
aku bertanya meski tak yakin apakah aku sanggup
menghadapi selaksa badai ujian dalam ikhtiar seperti dialaminya
“yah…bagaimana lagi? tidakkah semua hadangan ini pertanda
bahwa
Allah tak meridhainya?”aku membersamainya menghela nafas panjang
lalu bertanya, “andai Muhammad, Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam
berpikir sebagaimana engkau menalar, kan adakah Islam di muka bumi?”
“maksudmu akhi?”, ia terbelalak“ya andai Muhammad berpikir bahwa banyak kesulitan
berarti tak diridhai Allah, bukankah ia akan berhenti diawal-awal risalah?”
ada banyak titik sepertimu saat ini, saat Muhammad
bisa mempertimbangkan untuk menghentikan ikhtiar
mungkin saat dalam rukuknya ia dijerat di bagian leher
mungkin saat ia sujud lalu kepalanya disiram isi perut unta
mungkin saat ia bangkit dari duduk lalu dahinya disambar batu
mungkin saat ia dikatai gila, penyair, dukun dan tukang sihir
mungin saat ia dan keluarga diboikot total di syi’b Abi Thalib
mungkin saat ia saksikan sahabat-sahabatnya disiksa di depan mata
atau saat paman terkasih dan istri tersayang berpulang
atau justru saat dunia ditawankan padanya, tahta, harta, wanita…”“jika Muhammad berpikir sebagaimana engkau menalar
tidakkah ia punya banyak saat untuk memilih berhenti?tapi Muhammad tahu kawan
ridha Allah tidak terletak pada sulit atau mudahnya
berat atau ringannya, bahagia atau deritanya
senyum atau lukanya, tawa atau tangisnya”
“ridha Allah terletak pada
apakah kita menaatiNya
dalam menghadapi semua itu
apakah kita berjalan dengan menjaga perintah dan laranganNya
dalam semua keadaan dan ikhtiar yang kita lakukan”“maka selama disitu engkau berjalan
bersemangatlah kawan…”Sumber: Dalam Dekapan Ukhuwah, Salim A. Fillah
Pulang dengan keadaan badan berasa remuk redam, rebahan kemudian iseng mengambil Dalam Dekapan Ukhuwahnya Salim A. Fillah, membuka secara acak -untuk buku non fiksi, saya tidak pernah membaca beraturan- dan disapa dengan tulisan ini…selalu ajaib kan, ketika selalu diberi kalimat yang sesuai dengan kondisi diri dan hati hehehehe.
Iya…pekan ini mungkin pekan yang sedikit lebih melelahkan dibanding pekan sebelumnya, sempat terfikir “apa iya saya bakal sanggup ketika nanti ditambah dengan aktivitas rutin lain yang juga bakal menguras perhatian” ingin mundur? jujur, selintasan iya sempat terlintas, ingin kabur dan bersikap abai dari amanah, owh itu lebih sering lagi munculnya *digaplok*…tapi ketika esoknya pagi menyapa dan sayup-sayup suara pasukan saya sudah ramai di bawah -kostan saya tepat disamping sekolah, lantai 3 pulak- lelah itu sedikit menguap…
Setiap hari saya akan disambut suara cempreng salah satu pasukan, yang sepertinya hobinya adalah membuat saya menghentikan langkah dulu untuk menatapnya, atau klo tidak akan dihujani pertanyaan pasukan saya yang cerewet -dan sayangnya pertanyaannya selalu berbuah gelengan kepala-
Saya akan berusaha bertahan untuk melihat kalian, percayalah…
Jadiiiiiiiiiiiiiiii…mari lanjutkan rondaan kita hehehe *menatapi tumpukan kertas berserak*
-
d3lue
Pemimpin adalah…
Sedikit tersentil dengan status teman yang isinya “Jangan harap akan mencapai kesejahteraan bila kepercayaan rakyat terhadap pemimpin tak ada lagi. Pemimpin yang tidak pantas dipercaya, itu bisa diganti dengan pemimpin yang dipercaya. Tapi bagaimana jika rakyat yang memang miskin kepercayaan?”
Daaaaaan saya tiba-tiba ingat salah satu pelajaran dalam Samita mengenai sifat-sifat seorang pemimpin. Nah isi pelajarannya berikut ini pemirsa:
Balas